Assalamualaikum :)
sebenernya cerita ini harusnya ditulis di blog sebelah, tapi nggak pa pa wes.
Lanang, Arda, Paid, Zulfi, dan Kevin sudah siap di terminal
Landung Sari. Sementara itu, 5 teman mereka masih ada saja alasannya. Entah di jalan (padahal masih mau berangkat),
atau pun yang sengaja tidak membalas pesan singkat itu karena tidak ingin kesenangannya
terganggu. Jam di pos polisi sudah menunjukan pukul 08.00. Salah satu teman
mereka, Fadhil datang dengan diantar ibunya. Honda Supra X 125R keluaran
terbaru yang biasa dipakai kakaknya itu kini sedang dikendarai ibunya. Kakaknya
sudah pergi ke Bandung untuk belajar bahasa jerman. Jadi sekarang ia leluasa
membongkar seluruh buku buku novel milik kakaknya itu. Biasanya, masuk satu
langkah saja ke kamar kakaknya, pasti omelan kakaknya sudah membabi buta.
Satu detik. Dua detik. Teman mereka yang lain mulai datang.
Apeng, wajahnya masih mengantuk atau seperti tidak rela meninggalkan
kesenangannya. Yap, Anime. Dua orang diantara mereka adalah penggila anime
(Apeng dan Paid). Pagi-pagi gini masih
saja sempat menonton anime. Padahal mereka ingin datang cepat-cepat ke Jatim Park.
Masih kurang 3 orang lagi, yaitu Lentera, Rizky, dan
Ruhkhis. Lentera hanya mejawab pesan singkat itu dengan kata “oyi”. Rizky dan Ruhkhis menjawab dengan
mengatakan bahwa mereka sudah dekat. Satu detik. Dua detik. Arda ingin membeli
sesuatu di Indomaret, yang lain pun
mengikuti. Sebuah mini market yang sudah menjamur di kota-kota besar seperti
Malang. Tak sulit untuk mencarinya. Fadhil hanya ingin membeli dua nescafe rasa vanilla, dan sebotol mizone untuk bekalnya nanti di Jatim
Park. Berharap adanya toko semacam Seven
Eleven yang menyediakan tempat untuk menikmati belanjaan mereka. Yang ada
hanya teras toko yang dijadikan tempat duduk sebagai tempat menikmati belanjaan
mereka.
Ruhkhis dan Rizky sudah tiba di terminal Landungsari. Langsung
saja mereka bersepuluh berangkat menggunakan angkot ungu yang sudah biasa
mengantar penumpang lain yang ingin ke Jatim Park. Fadhil mulai membuka novel
berjudul “Bidadari-Bidadari Surga” karya Tere Liye hasil curiannya dari kamar sang kakak. Dia sudah tahu, pasti akan ada
waktu lenggang. Setengah jam berlalu, angkot yang mereka naiki mulai mendekat
ke Jatim Park.
Sebetulnya mereka semua (kecuali Apeng) sudah tau semua yang
ada di Jatim Park. Mungkin merasa bosan, walau dengan janji “3 wahana baru di
setiap tahun”. Rasanya janji itu hanya trik-trik untuk menarik perhatian
pengunjung yang pernah ke sana, tidak untuk mereka. Walaupun merasa sedkit
bosan, mereka tetap antusias menjajal wahana wahana yang ada di sana. Mereka
memutuskan untuk berpencar sesuai wahana yang mereka inginkan, dan berkumpul
lagi di kolam renang. Kevin dengan Lanang. Arda, Lentera, Fadhil, dan Apeng.
Rizky, Ruhkis, Paid, dan Zulfi.
Jam menunjukan pukul 12.30, Lanang dan Kevin sudah tiba
duluan di kolam renang. Sementara kelompok Arda baru saja sampai setelah
menaiki Spinning Coaster. Sementara
kelompok Rizky sampai beberapa menit kemudian. Bergegas mereka mengganti
bajunya, siap mencemplungkan diri. Di antara mereka, ada yang benar benar
berenang. Ada juga yang sekedar mencemplungkan diri untuk bermain air.
Kedewasaan memang tak merubah perasaan mereka. Tetap saja ada rasa untuk ingin
bermain-main. Rasa senang mereka terpancar dari tingkah laku mereka. 2 jam
berlalu, cukup untuk membuat mereka lelah bermain. Segera mereka bilas dan ganti
baju lagi. Seperti biasa, rasa lapar selalu datang setelah berenang. Mereka
memutuskan untuk makan ke Food Center Jatim Park. Setelah kapok dengan makanan super sedikit yang mereka pesan tahun lalu di
dekat kolam renang.
Fadhil kembali membuka novel “curiannya” itu. Dia tertarik sekali membacanya, sebuah cerita yang
benar-benar memuat nilai kehidupan. Terlihat pembatas buku bertuliskan “telkomsel”. Dia baru saja menemukan
modem GSM lamanya. Langsung saja dia membeli kartu perdana. Karena bingung
memilih pembatas buku, maka selembar kertas tebal berisikan daftar paket
internet pun dipilihnya. Satu detik. Dua detik. Makanan datang. Segera mereka
melahapnya seperti seorang bajak laut yang menemukan harta karun. Sangat lahap.
Rasa lelah sudah mulai muncul. Tapi semangat mereka masih
belum surut. 2 wahana sebelum pulang sepertinya cukup mengasyikan. Angin
berhembus perlahan, menyenangkan. Langit sudah sangat mendung seperti mau
menumpahkan semua muatannya. Keramaian yang mereka alami tadi siang pun sudah
menghilang, sepi. Sudah waktunya mereka pulang. Sebuah angkot berwarna kuning
menghampiri mereka di luar area Jatim Park. Segera mereka menaikinya. Rasa
senang dan lelah bercampur menjadi satu. Hari itu adalah hari terakhir bagi
Fadhil bertemu dengan teman temannya. Lusa depan ia sudah harus pergi, pergi
mencari jati dirinya. Mungkin bulan depan, atau 2 bulan lagi, atau 3 bulan lagi
mereka baru bisa bertemu. Sungguh hari yang menyenangkan.
Wassalamualaikum :')
Borgata Hotel Casino and Spa Review & Rating 2021
BalasHapusBorgata Hotel Casino 삼척 출장마사지 and Spa, Atlantic City is the flagship 이천 출장샵 property 군포 출장안마 of Borgata Entertainment and 인천광역 출장마사지 is a premier gaming destination located on the Rating: 대전광역 출장안마 8.4/10 · Review by Dr